Gedung Kuliah I (GK I) FBS UNY
Kampus Karangmalang, Yogyakarta, 55281
Ada sesuatu yang istimewa bagi Keluarga Mahasiswa Sastra Indonesia (KMSI) pada Rabu malam (28/10/2015). Pendopo Tedjokusuma, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Yogyakarta seolah menjadi ajang reuni akbar Keluarga Mahasiswa Sastra Indonesia (KMSI) UNY. Mahasiswa dan alumni Sastra Indonesia (Sasindo), FBS, UNY dari berbagai angkatan berbaur dalam sebuah acara yang bertajuk Malam Susastra #2. Selain untuk memperingati hari Sumpah Pemuda, acara itu juga bertujuan untuk memperingati bulan bahasa. Keistimewaan Malam Susastra #2 dibandingkan dengan malam-malam sebelumnya adalah mahasiswa dan alumni Sasindo melakukan launching dan bedah buku Antologi Puisi dan Cerpen yang berjudul Buku Nasib. Ini adalah antologi pertama yang diterbitkan oleh KMSI sepanjang sejarahnya. Antologi tersebut berisi kumpulan puisi dan cepen mahasiswa dan alumni dari berbagai angkatan, mulai dari angkatan pertama (1997) hingga angkatan termuda (2015).
Pembedah buku ini adalah Dr. Wiyatmi M. Hum sebagai perwakilan dari dosen Sastra Indonesia, FBS, UNY dan Dwi Raharyoso, M.A. seorang kurator, alumni Sastra Indonesia UNY angkatan 2004, dan juga editor antologi ini. Menurutnya, lahirnya buku ini bukan semata-mata karena prestise belaka, melainkan hasil dari proses kreatif mahasiswa Sastra Indonesia akan keresahan-keresahan mereka terhadap lingkungan sosial dan personal. Buku ini terlahir untuk menuangkan keresahan-keresahan itu.
Proses pembuatan antologi ini sendiri berlangsung dari awal September 2015, dimulai dari pengiriman karya, seleksi, editing, pencetakan, hingga diluncurkan pada malam itu. Antologi ini ditulis oleh 53 orang penyair dan cerpenis dari alumni dan mahasiswa prodi Sasindo. Antologi ini diberi judul Buku Nasib yang diambil dari salah satu puisi yang ditulis oleh Irwan Apriansyah. Munurut salah satu pembedah antologi ini, Dr. Wiyatmi, M.Hum, puisi yang berjudul “Buku Nasib” berbicara tentang nasib yang bermakna ‘takdir’ atau masa depan penulis dan teman-temannya. Mereka telah menambatkan dirinya atau mungkin “terpaksa terdampar” di prodi Sasindo, berkutat dengan fonologi, morfologi, sintaksis, puisi, fiksi, drama, kritik sastra, dan yang lainnya. Setelah lulus, nasib apa lagi yang harus dilakoni. Beliau berharap, semoga penyair dan cerpenis dari prodi Sasindo pada tahun-tahun mendatang tercatat dalam buku-buku sejarah sastra Indonesia dan dunia, menyusul nama-nama penyair terkenal sebelumnya dari FBS, UNY, seperti Suminto. A. Sayuti dan Ahmadun Y. Herfanda.
Gedung Kuliah I (GK I) FBS UNY
Kampus Karangmalang, Yogyakarta, 55281
Copyright © 2024,