TIM PPM JPBSI GELAR PELATIHAN MENULIS PUISI DAN PELUNCURAN ANTOLOGI CERPEN BERWAWASAN EKOLOGIS

FBS, KARANGMALANG – Selama ini sastra, termasuk puisi di dalamnya, mampu menjadi penghubung antara manusia dengan alam. Ketika bidang kehidupan lain menempatkan alam sebagai sumber eksploitasi, puisi memosisikannya sebagai sumber inspirasi dan kreativitas. Dengan demikian, sastra berperspektif ekologis adalah sastra yang merawat bumi. Alam mampu menjadi sumber penciptaan puisi dan karenanya proses mencipta puisi berperspektif ekologis juga mampu menumbuhkan kesadaran ekologis. Demikian sejumlah gagasan penting yang diungkapkan Suminto A. Sayuti dalam “Pelatihan Menulis Puisi Berperspektif Ekologis” bagi guru-guru SMP-SMA se-Yogyakarta di gedung PLA lantai tiga FBS UNY, Selasa (26/2/2019).

“Kebersamaan kita dengan alam, semestinya memantik kreativitas untuk menulis puisi,” ungkap Suminto dalam paparannya. Sambil memberikan contoh-sontoh praktis, penyair yang sekaligus guru besar FBS UNY tersebut, menjelaskan bahwa menulis puisi itu mudah. Namun, seringkali banyak orang mempersulitnya dengan teori-teori yang jlimet. “Bukan teori yang menggelandang kita. Namun, pengalaman  dan intensitas kita bersama alamlah yang menuntun kita dalam penulisan puisi,” tambahnya.

Seringkali seseorang yang ingin menulis puisi terganggu oleh posisi yang diciptakannya sendiri. Di satu sisi mereka memerankan diri sebagai penulis, tetapi pada saat bersamaan mereka memerankan diri sebagai kritikus yang menghakimi karya yang ditulisnya. “Inilah yang menyebabkan para penulis pemula tidak merasa percaya diri dalam menulis puisi,” tambah penulis kumpulan puisi “Malam Tamansari” ini yang disambut tawa para peserta.

“Pelatihan ini sangat menarik. Kami seperti diajak untuk menertawakan diri sendiri. Sebagai guru Bahasa Indonesia, ternyata kami seringkali masih naif dalam menulis puisi,” ungkap Nelly Saraswati, guru MTS N 10 Sleman. Menurutnya, pelatihan-pelatihan yang digelar membuka wawasan sekaligus menumbuhkan motivasi untuk berkarya di kalangan guru.

Pelatihan yang merupakan bagian dari program pengabdian masyarakat (PPM) dosen Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia tersebut rutin digelar setiap tahun. Program ini diketuai oleh Prof. Suminto A. Sayuti dengan anggota Dr. Wiyatmi, Dr. Else Liliani, Kusmarwanti, M.A., dan Dwi Budiyanto, M.Hum. Tim ini secara konsisten berusaha menumbuhkan kesadaran untuk menghasilkan karya-karya sastra, seperti cerpen dan puisi, di kalangan guru-guru.

Dalam kesempatan pelatihan ini diluncurkan pula antologi cerita pendek “Janji Sepohon Jati” yang merupakan karya para guru SMP-SMA se-Yogyakarta dalam pelatihan menulis cerpen yang digelar pada 2018. “Ada empat belas cerpen yang kami seleksi dari pelatihan tahun lalu yang akhirnya dapat kami terbitkan tahun ini. Penerbitan buku ini sekaligus menjadi motivasi para guru untuk terus berkarya. Kami menargetkan hasil pelatihan menulis puisi ini juga akan diterbitkan,” jelas Wiyatmi di sela-sela pelatihan dan peluncuran buku. [dby]